TANGERANG, LINTASNARASI - Sebagai manifestasi komitmen berkelanjutan terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Banten 3 Lontar menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan unsur pimpinan Kecamatan Kemiri dan jajaran Kepala Desa di wilayah sekitar operasional UBP Lontar. Pada 05 Mei 2025.
Inisiatif strategis ini merupakan perwujudan komitmen berkelanjutan UBP Lontar dalam mengintegrasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan aspirasi dan kebutuhan faktual masyarakat.
FGD yang berlangsung secara interaktif ini berupaya membangun dialog yang konstruktif dan partisipatif antara pihak UBP Lontar dengan para stakeholder lokal.
Menerapkan pendekatan partisipatif (participatory approach) dalam perencanaan program TJSL, UBP Lontar memastikan bahwa intervensi sosial dan lingkungan yang dirancang tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga mengakomodasi perspektif bottom-up, sehingga relevansi, ketepatan sasaran, dan keberlanjutan program dapat dioptimalkan.
Senior manajer UBP Lontar, Ria Indrawan menyampaikan bahwa UBP Lontar merasa perlu melakukan sosialisasi dan mengintegrasikan program TJSL bersama dengan stakeholder yang berada di wilayah operasional. “Saya sangat berterima kasih kepada Kecamatan Kemiri dan jajarannya yang selalu mensupport kegiatan-kegiatan kami. FGD hari ini memang dikhususkan untuk menjaring aspirasi dan kebutuhan masyarakat Kecamatan Kemiri.
Serta di samping kami juga telah melakukan kajian social mapping. Kiranya, PLTU Lontar selaku industri energi dapat memaksimalkan potensi dan kompetensi yang kami miliki untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang menjadi kendala dan tantangan yang dihadapi masyarakat.”
Hendarto, selaku Camat Kemiri yang hadir pada hari itu juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PLTU Lontar yang concern terhadap kebutuhan masyarakat Kecamatan Kemiri. ”Terima kasih saya ucapkan kepada PLTU Lontar atas bantuan-bantuannya selama ini. Apabila menilik lebih lanjut, ada banyak program-program yang bisa kita kolaborasikan bersama, mulai dari program pendidikan, kesehatan, lingkungan, pemenuhan infrastruktur publik, hingga pengembangan UMKM di masyarakat Kemiri.
Harapannya, program kolaborasi yang akan kita bahas hari ini, dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus menemukan titik temu masalah-masalah yang belum terselesaikan.” Selama sesi diskusi, stakeholder dari tingkat kecamatan hingga desa menyampaikan potensi, kendala, dan tantangan yang dihadapi masyarakat dari tiap desa. Topik diskusi tidak terbatas pada spektrum tertentu, seperti pembahasan teknis dampak operasional ke lingkungan sekitar masyarakat, pengentasan kemiskinan ekstrim melalui bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui program stunting dan layanan kesehatan lainnya, pengembangan UMKM yang ada di masyarakat, hingga akses informasi mengenai kebijakan yang ada di UBP Lontar. Aspirasi-aspirasi ini kemudian menjadi basis analisis bagi UBP Lontar dalam merumuskan, mengevaluasi, dan mengkalibrasi arah kebijakan serta implementasi program TJSL di masa mendatang.
Kegiatan FGD juga sejalan dengan arahan Kementerian BUMN dan kebijakan strategis PT PLN (Persero) untuk terus memperkuat peran TJSL dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Sinergi yang kuat antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat merupakan kunci utama dalam pembangunan yang inklusif.
UBP Lontar juga memahami bahwa mengakomodasi kebutuhan masyarakat merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan opersional perusahaan. Langkah ini menegaskan kembali, dedikasi UBP Lontar tidak hanya berfokus pada aspek bisnis operasional, tetapi juga secara aktif berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dan kelestrarian lingkungan.
(AKBAR)